Prosa Fiksi dan Prosa Non Fiksi
9:22 PMProsa adalah karya sastra berbentuk cerita yang bebas tidak terikat oleh rima, irama, dan kemerduan bunyi seperti puisi.
Prosa dibagi menjadi 2, yaitu sebagai berikut:
1. Prosa fiksi.
Adalah prosa yang berupa cerita rekaan atau khayalan pengarangnya. Cerita yang terkandung di dalam prosa fiksi tidak sepenuhnya berdasarkan fakta.
Prosa fiksi berbentuk:
a. Cerpen, adalah cerita rekaan yang pendek.
Contoh cerpen:
Titipan Manis Dari Sahabat
Nurul, panggilan untuk seorang sahabat yang terpercaya buat Caca.
Nurul yang kocak dan tomboy itu, sangat berbeda dengan karakter Caca
yang feminim dan lugu. Mereka bertemu di salah satu asrama di sekolah
mereka.
Saat dihari jadi Caca, Nurul pamit ke pasar malam untuk mengambil
sesuatu yang sudah dipesan buat sahabatnya itu. Caca menyetujuinya, dia
pun menunggu Nurul hingga tengah malam menjelang. Caca yang mulai
khawatir terhadap Nurul menyusul kepasar malam, hingga dia melihat yang
seharusnya dia tidak lihat . Apa yang dilihat Caca? Dan apa yang terjadi
dengan Nurul?
“Aku luluuuuuus…” Teriak beberapa orang anak saat melihat
papan pengumuman, termasuk juga Marsya Aqinah yang biasa disapa Caca.
“Ih…nggak nyangka aku lulus juga, SMA lanjut dimana yah?”
Ujarnya kegirangan langsung memikirkan SMA mana yang pantas buat dia.
“Hai Ca, kamu lanjut dimana ntar?” Tanya seorang temannya
“Dimana ajalah yang penting bisa sekolah, hehehe” Jawab Caca asal-asalan
“Oooo…ya udah, aku pulang dulu yah”
“Yah, aku juga dah mau pulang”
Sesampainya dirumah Caca…
Caca memberi salam masuk rumahnya dan langsung menuju
kamar mungilnya. Dalam perjalanan menuju kamarnya, dia melihat Ayah dan
Ibunya berbicara dengan seorang Udstazt ntah tentang apa. Caca yang cuek
berjalan terus kekamarnya. Tak lama kemudian Ibu Caca pun memanggil….
“Caca…Ayah ma Ibu mau bicara, cepat ganti baju nak”
“Iya bu, bentar lagi” Jawab Caca dari dalam kamarnya.
Akhirnya Caca pun keluar…
“Napa bu?” Tanya sambil duduk disamping Ibunya
“Kamu lulus?” Tanya Ibunya kembali
“Iya dong bu, nama Caca urutan kedua malah. Pasti Caca
bebas tes kalo masuk di sekolah ternama deh” Jawab Caca percaya diri
“Alhamdulillah, ehm…” Ucapan Ibu terhenti sejenak
“Kenapa bu? Bukankah itu bagus?” Tanya Caca lagi sambil melihat Ibunya
“Gini nak, kamu dak mau masuk asrama?” Tanya Ibu Caca sangat hati-hati
“Loh ko’ ada asrama-asramaan sih bu?” Ujar Caca yang tanggapannya tentang asrama kurang bagus
“Di asrama itu bagus Ca, bisa mandiri dan yang lebih
bagus lagi bisa tinggal bareng teman-teman, tadi udstdz tadi ngomong
kalo pendidikan agamanya disekolah asrama juga bagus” Kata Ayah Caca
menjelaskan dan berusaha mengambil hati anaknya itu
“Yaaaah ayah, terserah deh” Ucap Caca pasrah tidak ada niat untuk melawan ayahnya tersayang
2 bulan telah berlalu, setelah mengurus semuanya untuk memasuki asrama…
Caca pun memasuki sekolah asrama yang telah diurus oleh
Ayahnya, Caca berjalan di serambi-serambi asrama bareng Ayah dan Ibunya
menuju asrama yang telah ditunjukkan untuknya. Akhirnya sampai juga….
“Ayah, ini asrama Caca?” Tanya Caca dengan raut wajah yang tidak setuju
“Iya, kenapa?” Jawab Ayah Caca dan kembali bertanya
“Tidak kenapa-napa ko’, namanya juga belajar mandiri”
Ucap Caca tidak menginginkan kata-katanya menyinggung Ayahnya.
“Jadi ayah tinggal nih?”Ujar Ayah Caca
“Iya ayah, Caca kan mau mandiri masa’ Caca nyuruh ayah nginap juga sih?” Kata Caca sedikit bercanda
“Ya Udah, Ayah tinggal dulu”
“Baik-baik ya anak Ibu, jangan nakal” Ujar Ibu berpesan
Akhirnya beliau pergi juga setelah cipika cipiki,
sekarang tinggal Caca yang merasa asing terhadap penghuni kamar 2 itu.
Ada 4 orang termasuk Caca, yang 2 orang lainnya pun merasa seperti yang
dirasakan Caca, kecuali cewe’ ditempat tidur itu kaya’nya dia senior
deh.
“Hai..Siswi baru juga yah?” Tanya Caca ke seorang yang agak tomboy tapi berambut panjang lurus
“Hai juga..Iyah aku baru disini, namaku Nurul Utami, bisa
dipanggil Nurul dan itu kaka’ aku Salsabila udah setahun disini” Jawab
orang itu menjelaskan tanpa diminta dan mengaku dirinya bernama Nurul,
sambil menunjuk kearah seorang yang tidur-tiduran tadi.
“Aku Marsya Aqinah, bisa dipanggil Caca. Ooo pantas
reaksinya biasa-biasa aja ama nih kamar, trus yang ntu sapa?” Tanya Caca
lagi sambil menunjuk ke orang yang lagi asik membereskan baju-bajunya
kelemari mungilnya
“Ntah lah, orang baru juga tuh” Jawab Nurul berjalan mendekati orang yang dimaksud Caca
“Hai aku Nurul, itu temanku Tata dan itu kaka’ku Salsa,
kamu siapa?” Tanya Nurul dengan cerewetnya plus asal-asalan.
“Woi…aku Caca, bukan Tata” Teriakku protes sambil manyun-manyun
“Iya..iya.., itu Caca. Kamu belum jawab nama kamu sapa?” Tanya Nurul lagi
“Aku Miftahul Jannah, bisa dipanggil Mita” Jawab Mita
dengan senyuman yang muanis sangat. Nurul pun membalas senyum itu dengan
senyuman yang hangat pula dan sikap yang sangat bersahabat.
Sekarang Caca tau kenapa dia akan betah di kamar asrama
ini, yah karena ada Nurul yang gokil banget. Suatu ketika Caca lagi
nggak semangat, pasti ada Nurul dengan sikap konyolnya membuat Caca
tertawa. Dan disaat Caca lagi mengalami kasmaran ada Nurul sebagai teman
curhatnya. Seperti saat ini….
“Rul, ada nomer baru neh masuk dihape aku, katanya nama
dia Ical, dia kenal aku dah lama dan sekarang dia cari rimba aku dimana
gitu” Cerita Caca membuat Nurul kelepasan
“Ha..ha..ha..ha..ha..ha.., beritahu aja dari hutan rimba”
“Nurul, aku serius tau”
“Aku duarius, ha..ha..ha”
“Nurul kamu ngebete’in”
“sori.. sori.., gini.. kamu jangan langsung termakan
gombal dia gitu, ntar dijahatin baru tau rasa” Ucap Nurul menasehati,
mirip ibu-ibu ‘hihihi’
“Ntar kalo aku termakan gombal, yah minum ajah teh botol
sosro” Ujar Caca dengan lagak menirukan iklan yang di TV dan bisa
membuat Nurul jengkel
“Kamu ini diseriusin malah becanda”
“Duluan juga kamu Rul, ha..ha..ha..” Kata-kata Caca
rupanya membuat malapetaka bagi dirinya itu, yakni dengan adanya serbuan
bantal dari Nurul. Kedua sahabat itupun saling lempar-lempar bantal
hingga akhirnya mereka kecapean dan tertidur juga.
“Damainya dunia kalo mereka tidur” Ujar Salsa kaka’ Nurul yang dari memperhatikan mereka
Seminggu kemudian……..
“Nuruuuul, tau ga’ aku jadian ma Ical pagi ini. Rupanya
tuh orang temen aku dari SMP, aku jadiannya di café punya Meri, ih
senang deh” Cerita Caca
“Eh cepat banget, tapi baguslah,ehmm awas kalo dia kurang
ajar, ntar aku yang ngajarin dia, he..he..he..” Tanggap Nurul
senyum-senyum
“Siplah, eh Ical punya teman cuakep abis, aku comblangin ke kamu yah” Usul Caca
“Nggak Ah, masih senang dengan masa juomblo” Kata Nurul
“Jomblo, bukan juomblo” Ucap Caca membenarkan
“Iya…iya…yang itulah, he..he..he..” Kata Nurul
“Kamu harus kenalan ma Ical, supaya sahabatku bisa ngedukung sepenuhnya” Ujar Caca
“iya..iya.. Ntar kalo dia nelfon, kenalin aja ke aku” Ucap Nurul mengangguk-angguk
Begitu seterusnya, Caca curhat terus tentang Ical ke Nurul, memperkenalkan Ical ke Nurul, hingga tak terasa berjalan 2 bulan
“Nuruuuuuuuuuuuuul… bangun bangun banguuuuun, dah magrib”
Teriakan Caca ditelinga Nurul itu betul-betul memekakan telinga.
“Apaan sih Ca? Udah bangunin orang tanpa pamit, belom gosok gigi lagi” Ujar Nurul jengkel
“Sori dori ye…ini Rul si Ical sms neh katanya ada kejutan
buat aku. Duh apa yah?” Tanya Caca nutup mukanya sendiri
“Meneketehe…” Jawab Nurul cuek abis angkat bahu
“Ih Nurul, tanggapin donk. Buat sahabat kamu dikit senang bisa nggak sih?” Kata Caca mengguncang tubuh Nurul
“Caranya?” Tanya Nurul sambil menguap
“Puji ke’ ato apalah, yang penting aku bisa senang giitu” Jawab Caca milih-milih
“o iya, ada cara” Kata Nurul tiba-tiba
“Nah tuh kan ada” Ujar Caca menunggu sambil senyum-senyum
“Iya ada, bantu beresin lemari buku aku” Ucap Nurul membuat Caca manyun
“Ga da yang lain yah?” Tawar Caca
“Ga da, ayolah Ca… Aku juga punya kejutan buat kamu
besok, gimana?” Ucap Nurul kembali menawar sambil bangun dari tempat
tidurnya
“Okelah…demi kejutan” Kata Caca menyetujui
Mereka berdua pun membereskan lemari buku milik Nurul. Terlihat Nurul
memutar otaknya, memikirkan apa yang akan diberikan untuk sahabatnya
besok. Yah besok hari jadi Caca yang ke-17 biasa juga disebut sweet
seventeen, dimana Caca memasuki awal umur yang dewasa, jadi harus
sesempurna mungkin. Sementara itu Caca yang selagi membereskan buku-buku
Nurul dengan susunan yang rapi, sinar matanya malah terpaut pada satu
buku lucu, imut dan wow…! warna pink, kesukaan Caca banget. Caca tidak
menyangka kalau Nurul peranakan tomboy itu pelihara buku yang imut
banget. Caca mengambil buku itu dan membaca sampulnya “My DiarY”. Caca
senyum-senyum, pikirnya bahwa bisa juga cewe’ setomboy Nurul punya
diary.
“Rul, diary kamu nih?” tanya Caca
Nurulpun balik “Iya…diary aku banget”
“Buat aku ya Rul” Pinta Caca dengan sejuta raut wajah imutnya
“Kamu mau?” Tanya Nurul
“Ya iyalah, ga’ mungkin dong aku minta kalo aku kaga’ mau” Jawab Caca berpanjang lebar
“Ntar aku selesaiin isinya baru aku kasi ke kamu” Ujar Nurul
“Ayolah Rul” Rengek Caca yang super manja
“Aku janji Ca, buku tuh pasti kamu miliki. Sini bukunya” Pinta Nurul usai berjanji
“Nurul pelit” Kata Caca ngambek
“Aku kan dah janji Ca”
“Janji yah?” Ujar Caca meyakinkan sambil mengacungkan kelingkingnya
“Janji..! Lanjut yuk” Kata Nurul Sambil mengapit jari Caca dengan jari kelingkingnya
“Iyah…Eh, Rul besok ada PR. Kamu dah jadi belom?” Tanya Caca kemudian
“Belom, aku nyontek punyamu boleh?”
“Ya boleh lah”
“Aku juga titip besok dikumpulin, boleh?”
“Boleh…eh mangnya kamu mau kemana Rul?” Tanya Caca lagi
“Anak kecil ga boleh tau” Jawab Nurul
“Uh…k’ Salsa, Nurul besok mau kemana?” Tanya Caca ke Salsa yang sedang tidur-tiduran
“Ga tau juga” Jawab Salsa angkat bahu
“Berarti k’ Salsa anak kecil juga donk, hi..hi..hi..” Bisik Caca sambil cekikikan
“Udah, kalian tidur. Ntar penjaga asrama kontrol, tau ga tidur dimarahi loh” Ujar Salsa
“Eh…Mita dimana k’?” Tanya Nurul ke Salsa
“Tadi pamit ke asrama sebelah nginap” Keburu Caca jawab
“Sapa juga yang nanya kamu?”Tanya Nurul
“O…bukan aku yah? Abis panggil kaka’ sih, kira aku. He..he..he” Kata Caca
“Anak kecil bisanya ngerasa doank” Ujar Nurul mencibir
“Biarin…weak…aku bobo duluan yah?”Kata Caca sambil menguap dan bersiap-siap ditempat tidurnya
“Akhirnya tenang juga” Ucap Nurul seakan-akan kekacauan
sudah berakhir. Diapun bergegas ke tempat tidurnya dan membuka buku
diarynya, dia menulis sesuatu dibukunya itu. Malam semakin larut, Nurul
melihat jam wekernya yang menunjukkan pukul 01.30, lama kemudian
akhirnya tertidur juga sesudah dia merapikan buku diarynya dan menyimpan
di bawah bantalnya.
Keesokan harinya…….
Hari itu tampak cerah, Caca pergi kesekolah tanpa ditemani
Nurul tidak seperti kemarin-kemarin. Nurul mesti pergi kesuatu tempat
yang penting dan Caca tak boleh tau rencananya itu. Caca disekolah yang
sebangku dengan Nurul mesti memeras otak sendiri tanpa ada teman yang
diajak diskusi. Sampai bel pulang sekolah pun berbunyi, belum ada kabar
dari Nurul. Salsa yang ditanya hanya angkat bahu.
“Duh dah sore gini ko’ Nurul belum hubungi aku sih?”
Gumam Caca sambil mencet-mencet hape dan ketika nomor Nurul yang
didapat, Caca pun berniat menelpon
“Nomor yang anda tuju…..” Jawaban telpon di seberang
langsung ditutup oleh Caca sambil berceloteh “Operator, dimana tuh
orang? Nomer dak diaktifin lagi”
Caca pun masih sabar menunggu hingga malam pun larut.
“Aku harus nyusul Nurul nih” Ujarnya sambil narik swetearnya dari
jemuran dan pamit ke Salsa. Caca naik angkot ke pasar malam, dalam
perjalanan pun dia rasa melihat 2 seorang yang sangat dia kenal di
sebuah cafe. Caca langsung turun dengan muka yang merah padam menahan
marah, setelah membayar angkot. Caca langsung menuju tempat duduk 2
orang tadi.
“Nurul!!! Ical!!! ini yah kejutan dari kalian berdua
untuk aku? Oke aku terkejut, sangat terkejut!!! Ical kita putus, dan
kamu Rul. Percuma aku khawatirkan orang yang rebut pacar sahabatnya
sendiri” Gertak Caca blak-blakan tanpa memberi kesempatan Nurul dan Ical
bicara, Caca langsung pergi dari café itu dan naik angkot pulang
keasramanya.
Caca tak mau tau lagi apa yang akan terjadi setelah ini,
Caca tiba diasrama dan langsung mehempaskan diri ketempat tidurnya
sambil menangis sekuat dia, Salsapun berniat mendekat tapi bersamaan
dengan itu, hape Salsapun berbunyi.
“Halo?” Ujar Salsa yang tampak berbicara serius dengan penelpon diseberang
“Iyah saya segera kesana” Kata Salsa mengakhiri
pembicaraannya dengan penelpon tadi dan bergegas memberitahukan Caca
“Ca, Nurul lagi……” Kata-kata Salsa terputus saat Caca
memberi tanda untuk menyuruh Salsa pergi. Tanpa pikir panjang Salsa pun
pergi dengan mata sembab, Caca tak tau apa alasannya yang jelasnya saat
itu Caca merasakan sangat sakit didadanya. Salsa yang bergegas naik
angkot itu sengaja mengirim pesan singkat ke hape Caca
Triiit…triiit… Caca mengambil hapenya dan membaca isi pesan itu
“Ca, Nurul masuk UGD, kalo kamu mau datang, langsung saja di RS Urip Sidoarjo ruang UGD”
Caca mulai khawatir, biar bagaimana pun Nurul masih
sahabatnya, dia langsung melupakan sakit yang tengah melanda dadanya itu
dan bergegas menyusul ke rumah sakit yang disebutkan Salsa.
Sepanjang perjalanan Caca berusaha menahan air matanya yang dari tadi
mengalir sambil bergumam, “Nuruuul, kenapa sih kamu tega hianati aku?,
kita memang sering becanda tapi ini lain, Rul. Aku sakit saat aku tau
kamu hianati persahabatan kita. Sekarang ada kejutan apa lagi? Tadi aku
liat kamu baik-baik aja bareng Ical, tapi kamu ko bisa masuk UGD sih?
aku harap ini bukan permainan kamu semata hanya untuk minta maaf padaku.
Ini tidak lucu lagi”
Sesampainya dirumah sakit……
Caca langsung berlari menuju ruang UGD, Caca mendengar tangisan histeris yang keluar dari mulut Salsa.
“Ada apa ini?” Gumam Caca yang membendung air mata, dia
memasuki ruangan itu. Pertama dia melihat Ical dengan sebuah bungkusan
imut ditangannya, “Pasti dari Nurul” pikir Caca. Sakit hatinya kembali
muncul, lama dia pandang Ical hingga Ical berusaha mendekatinya tapi
dengan tatapan sinis memendam rasa benci, Caca meninggalkan Ical yang
matanya telah sembab. Cacapun berpikir bahwa sandiwara apa lagi yang
Ical perlihatkan ke dia. Caca menarik nafas dalam-dalam dan kembali
berjalan menuju tempat tidur yang terhalang tirai serba putih, Cacapun
mengibaskan tirai itu, dia lihat disitu ada Salsa dan……
“Nuruuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuul……” Teriak Caca histeris,
serasa remuk tulang-tulang Caca saat melihat ditempat tidur diruangan
UGD itu, terbaring seorang gadis tomboy, muka mulus tak tampak lagi,
malah yang nampak hanyalah luka-luka dan muka yang hampir tak bisa
dikenali, bersimbah darah tak bernyawa, rambut hitam lurus terurai
begitu saja seakan membiarkan tuannya melumurinya dengan cairan merah
yang mengalir dari kepala tuannya, jilbab yang tadi di kenakannya pun
tak nampak warna dasarnya karena percikan darah. Caca memeluk sahabat
yang paling disayanginya itu, ada rasa sesal dalam hatinya. Kenapa tidak
membiarkan sahabatnya itu menjelaskan apa yang terjadi sebelum dia
kelewat emosi?.
Sesaat itu ada yang menggenggaman hangat lengannya, Caca
tak menghiraukan, yang Caca pikirkan adalah rasa sesal dalam benaknya.
Pemilik genggaman itupun menarik dan memeluknya, kemudian memberikan
bingkisan imut yang ada ditangannya.
“Nih bingkisan buat kamu, kejutan ini yang dari tadi pagi
dicari Nurul dan baru dapat diluar kota, aku mengantar Nurul karena aku
juga ingin memberikan kejutan kecil-kecilan buat kamu, tapi kamu datang
saat aku dan dia merencanakan acara kejutan buat kamu” Jelas Ical
sambil memeluk Caca yang semakin berlinang air matanya saat mengetahui
apa isi dari bingkisan itu, buku diary imut, warna pink sesuai yang
dijanjikan Nurul
“Katanya kamu sangat menginginkan buku yang seperti
miliknya, nah ini tandanya dia sangat sayang sahabatnya dan ga mau
mengecewakan sahabatnya itu. Tapi tadi waktu kamu salah tanggap tentang
di café itu, dia merasa bersalah banget, soalnya dia ga pamit dulu ke
kamu sebelum minta bantuan ke aku. Dia panik karna takutnya kamu akan
menganggap dia penghianat, akhirnya diapun mengejarmu tanpa peduliin
ramainya kendaraan dan bus itu…………” penjelasan Ical terputus, dia tidak
sanggup lagi meneruskan cerita tragis yang menimpa sahabat mereka itu.
Caca pun masih membiarkan air matanya tetap mengalir di pipinya semakin
deras.
“Rul, napa mesti kamu jadi korban egonya aku?, sapa lagi
dong yang dengerin curhat aku?, sapa lagi yang bisa aku ejek? perang
bantal kita juga mesti dilanjut Rul, belum ada yang juara neh, he..he..,
eh aku juga mau ngasih contekan kekamu ko’, Rul bangun dong…jangan
becanda, ini ga lucu lagi. Sumpah ini ga lucu, Rul bangun, kamu napa
sih? sukanya buat aku panik. Rul bangun dong” Ujar Caca setelah
melepaskan pelukan Ical, senyum dan berbicara sendiri setelah itu
kembali Caca memeluk jasad sahabatnya itu dan menangis sejadi-jadinya.
Salsa mendekatinya dan memberikan sebuah buku diary milik Nurul
“Kata Nurul, kalo dia tidak dapet buku yang mirip punya dia, buku diarynya ini buat kamu” Ujar Salsa
Cacapun membuka buku kecil itu, tak sempat membaca
halaman pertama, dia membuka beberapa lembaran berikutnya, hingga Caca
pun membaca tulisan Nurul paling akhir.
13 Mei 2003, 01.00 pagi
Dear Diary…..
Aku dah
dapet sahabat, kasih sayang sahabat. Tapi aku tak dapat memberikan
apapun untuk sahabatku itu, ini hari jadi dia, dan dia menginginkan kamu
diary, mungkin saja suatu saat aku berikan kamu ke dia, tapi itu suatu
saat, hanya saja aku harus cari yang mirip denganmu untuk sahabatku. Aku
minta tolong ke Ical mungkin juga dak apa-apa yah diary, diakan pacar
sahabat aku berarti dia juga sahabat aku dong. Hahaha….hanya sebuah buku
tapi kalo dia masih menginginkan kamu diary, mau tak mau aku harus
ngasih kamu kedia. Nyawa akupun boleh yang penting sahabat aku senang,
hahaha, Lebaaaaaaaay. Ya udah dulu diary aku ngantuk neh…
Ga’ kelupaan “MET ULTAH CACA, MY FRIENDSHIP”
Nurul
Caca menutup diary Nurul, semakin berlinang air mata
Caca. Yah apapun yang Nurul akan beri untuk Caca, bahkan nyawanya
seperti sekarang yang Caca alami. Nurul takut kalo Caca menganggap
dirinya berkhianat karena sudah lancang mengajak Ical untuk
mengantarnya, hingga dia tak pedulikan lagi ramainya kendaraan dijalan
yang membuat dirinya menghadap sang Ilahi.
Esok harinya, jasad Nurulpun dimakamkan dikampung
halamannya. Setelah dikebumikan, Caca mengusap kembali nisan sahabatnya
sambil berlinang air mata. Tertulis dinisan itu “Nurul Utami binti Muh.
Awal, Lahir 14 Mei 1989, Wafat 13 Mei 2003”, sehari sebelum hari
jadinya.
“Nurul, sahabat macam apa aku, hari jadi kamu pun aku tak
tau, Rul selamat ulang tahun yah, hanya setangkai bunga dan kiriman doa
yang dapat aku beri ke kamu, istirahat dengan tenang yah sahabatku”
Ujar Caca sambil berdoa dan kemudian meninggalkan gundukan tanah yang
masih merah itu.
##SELESAI##
b. Novel, adalah sebuah karya fiksi prosa yang ditulis secara naratif, biasanya dalam bentuk cerita.
c. Dongeng, adalah cerita rekaan yang sama dengan novel atau cerpen. Dongeng ini biasanya mengisahkan cerita yang tidak masuk akal.
Contoh Dongeng:
d. Roman, adalah cerita yang mengisahkan pelaku utama.
Contoh Roman:
e. Esai, adalah ulasan atau kupasan suatu masalah, didalam esai terdapat hikmah hidup, tanggapan, renungan atau komentar, drama, dan film.
Contoh esai:
dan PHOENIX itu seperti gerombolan Serigala.
Imperialis, demen berperang, keras, ditempa oleh peperangan. Di masa lalu tidak ada yang meragukan bahwa Indonesia adalah serigala terkuat dan semua tunduk kepada serigala ini.
Tidak peduli pandangan apa yang kita miliki terhadap serigala, tetap saja serigala memancing rasa kagum dan segan. Meski orang mengatai yang bukan-bukan soal serigala (makhluk keji, licik, atau kadang dikibuli kancil/rusa, atau bahkan penjahat kelamin), tapi bangsa Mongol yang menguasai seperempat lahan dunia pun berasal dari Serigala Kelabu.
Menjelang paruh terakhir versi V1 ini, semangat serigala dalam diri eIndonesia mulai mereda. Memang sepertinya kutukan besi adalah kutukan tampuk dan kesenangan.
Dinasti mongol yang liar dan memukau dunia pun bisa surut karena korupsi, ketamakan, dan kelewat enak bersanding di takhta.
Serigala generasi berikutnya yang lapar adalah Serbia dalam PHOENIX, tapi apa daya serigala ini kala dikelilingi serigala tua yang sudah kembung dan kekenyangan?
Mungkinkah serigala tua ini sebenarnya Rusa? Cara kita memandang game ini sudah keburu terlalu praktis, darah dihindari dan diplomasi dipentingkan. Memang diplomasi baru bisa berjalan kalau taring kita tajam, tapi semua melihat bahwa taring kita sudah tidak tajam lagi seperti dahulu.
Bahkan bangsa rusa pun berani mengangkat kepala dan menyepak kita tepat di muka,
Bangsa-bangsa kecil mulai bermekaran tapi pongah, padahal tidak lebih dari rusa (ataukah sebenarnya mereka calon serigala masa depan *siapa yang tahu)?
Dalam era ini, semoga kita semua sudi berpikir sejenak. Apa yang membuat bangsa kita begini gila dan bangsa kita yang pernah menjelajahi semua penjuru bumi ini, kecuali eropa barat, telah pelajari.
Ingatlah kata-kata seekor serigala tua ini, yang mengutip pujangga besar:
Apakah tiga kebutuhan agar sebuah negara bertahan hidup?
1. makanan, 2. senjata, 3. semangat bangsa.
Jika salah satu disingkirkan, maka yang MASIH bisa disingkirkan dahulu adalah:
MAKANAN.
Jika salah satu lagi dipaksa disingkirkan, maka yang MASIH bisa disingkirkan adalah
SENJATA.
Tapi sebuah negara tanpa semangat juang adalah negara marmut, negara tikus. Dan tikus lebih rendah dari rusa.
Rusa pun lebih rendah dari serigala.
Ingatlah bahwa kita dahulu adalah serigala. Ingatlah serigala dalam hati kita.
Kita bukan macan atau singa.
Kita serigala.
Sebab hanya serigala yang saling membantu dan memperhatikan dalam kelompoknya,
sementara macan dan singa semuanya egois.
Ingatlah akan semangat serigala.
Serigala yang selalu menawan hati dunia.
Hidup Indonesia.
2. Prosa non fiksi, adalah karangan yang tidak berdasarkan rekaan atau khayalan pengarang, tetapi berisi hal-hal yang berupa infornasi faktual atau kenyataan.
Prosa non fiksi berbentuk:
a. Artikel, adalah karangan yang berisi uraian.
Contoh artikel:
Meskipun pada dasarnya karakter seseorang itu tidak bisa dirubah secara mutlak, namun perkembangan pola pikir seorang anak dimasa kecil atau remaja hingga membentuk karakter dia yang sesungguhnya ketika dewasa dalam hal ini diperlukan sebuah pengarahan.
Pembentukan karakter seseorang (orang dewasa) dipengaruhi oleh hal-hal yang dialaminya sewaktu masih kecil. Oleh karena itu, maka peran orangtua dan orang-orang terdekat disekitarnya sangat penting untuk membantu seorang anak nantinya bisa tumbuh menjadi orang dewasa yang berkarakter baik, dan memiliki personaliti yang mengesankan.
Untuk membantu seorang anak menjadi seseorang yang memiliki karakter baik, ada beberapa kiat untuk menyiasati hal ini, dintaranya :
Beri kasih sayang
Tidak sedikit kalangan anak yang ketika tumbuh menjadi dewasa cendrung melakukan hal-hal yang tidak baik lantaran semasa kecilnya dia kurang diberikan perhatian dan kasih sayang. Berikan kepadanya kasih sayang dan perhatian yang sepantasnya agar bisa menjadi pribadi yang baik dan berkualitas.
Beri dia wawasan
Memberikan wawasn yang luas kepada seorang anak sesuai dengan kapasitasnya adalah sangat prioritas untuk melatih dia memiliki kepekaan dengan konteks kehidupan sosial yang akan dijalaninya.
Ajarkan ilmu sosial
Ini sangat penting agar kedepannya seorang anak bisa menjadi pribadi yang santun, tau tata krama, hormat terhadap sesama, memiliki toleransi, memiliki rasa tanggung jawab terhadap sesama, dan benar-benar siap untuk bermayarakat.
Jauhkan dari hal-hal negatif
Jangan sekalipun membiarkan anak dirasuki oleh hal-hal negatif yang dalam hal ini bisa saja datang dari lingkungan atau orang-orang sekitar. Kontrol mereka secara intens agar Anda mengetahui aktivitas kesehariannya.
Bekali dia dengan ilmu agama
Membekali anak dengan ilmu-ilmu agama sangatlah penting. Dengan memiliki bekal ilmu agama yang memadai secara teori tentunya mereka tidak akan dengan mudah melakukan hal-hal yang buruk, seperti halnya suka berbohong. Selain itu, bekal ilmu agama yang dimilikinya juga akan membantunya untuk cenderung mau melakukan hal-hal yang positif.
Marilah kita panjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan nikmat-Nya sehingga kita dapat berkumpul disini dan pada hari ini saya akan menyampaikan pidato tentang Narkoba.
Di Indonesia jumlah pengguna narkoba begitu besar, karena lemahnya penegakan hukum di Indonesia para pengedar internasional dapat bekerja sama dengan warga negara Indonesia dan memperoleh keuntungan yang besar. Penyalahgunaan Narkotika dan zat aditif lainnya itu tentu membawa dampak yang luas dan kompleks. Sebagai dampaknya antara lain perubahan perilaku, gangguan kesehatan, menurunnya produktivitas kerja secara drastis, kriminalitas dan tindak kekerasan lainnya.
Penyalahgunaan narkoba dapat dicegah melalui program-program diantaranya mengikuti kegiatan-kegiatan sosial, tidak bergaul dengan pengguna atau pengedar narkoba, tidak mudah terpengaruh ajakan atau rayuan untuk menggunakan narkoba. Pengguna narkoba biasanya lebih didominasi oleh para remaja dan anak sekolah. Sekolah juga memberikan penyuluhan kepada para siswa tentang bahaya dan akibat dari penyalahgunaan narkoba melalui Guru BP, diskusi yang melibatkan para siswa dalam perencanaan untuk intervensi dan pencegahan penyalahgunaan narkoba di sekolah. Program lain yang cukup penting adalah program waspada Narkotika dengan cara mengenali ciri-ciri siswa yang menggunakan narkoba, mewaspadai adanya tamu yang tak dikenal atau pengedar, melakukan razia dadakan.
Biasanya pengedar maupun pemakai di sekolahh telah paham betul program-program disekolah untuk pencegahan pengguna atau pemakai disekolah, mereke tentu saja mengantisipasinya dengan sebaik yang mereka bisa. Sepintar apapun kiat mereka, ibarat sepandai-pandai tupai melompat, akhirnya jatuh juga. Jurus-jurus jitu menghindari deteksi sekolah memang mereka kuasai, tapi mengingat sifat narkoba yang adiktif dan menutut dosis yang lebih tinggi maka disiplin cara aman akan terkuak juga.
Untuk itu marilah kita hindari dan jauhi serta ikut memberantas penggunaan narkoba. Demikianlah pidato yang dapat saya sampaikan apabila ada kesalahan dalam bertutur kata, saya mohon maaf. Atas perhatiannya saya ucapkan terima kasih dan saya akhiri.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
0 Comments