Antara Tajuk Rencana, Artikel, dan Opini
9:40 PMApakah yang disebut sebagai artikel?
Dalam ilmu jurnalistik, artikel adalah salah satu bentuk tulisan non
fiksi berisi fakta dan data yang disertai sedikit analisis dan opini
dari penulisnya. Biasanya, artikel hanya menyangkut satu pokok
permasalahan, dengan sudut pandang hanya dari satu disiplin ilmu.
Lalu, apakah yang disebut sebagi opini?
Sebuah tulisan yang memuat pendapat atau pandangan penulis dapat disebut
opini. Artikel pun sampai dengan batas tertentu akan selalu memuat
opini dari penulisnya. Oleh karena itu artikel biasanya juga ada dalam
rubrik Opini.
Opini dapat didefinisikan sebagai tulisan dalam media cetak yang
memasukkan pendapat penulis di dalamnya. Artinya, opini adalah artikel
yang yang mengandung subjektivitas, bukan hanya fakta. Artikel opini,
surat pembaca, dan tajuk rencana merupakan jenis-jenis opini di media
massa. Artikel opini dan surat pembaca dalam surat kabar merupakan
pendapat seorang pembaca terhadap suatu masalah, peristiwa atau kejadian
tertentu. Sedangkan tajuk rencana (editorial) adalah opini atau
pendapat redaksi media massa tersebut tentang masalah, peristiwa atau
kejadian tertentu biasanya yang sedang aktual.
Terus, apa bedanya artikel dan opini?
Hingga saat ini memang masih banyak yang bingung dengan artikel dan
opini. Apalagi media massa juga berbeda-beda dalam menggunakan dua hal
tersebut. Ada media cetak yang secara tegas membedakan antara artikel
dengan opini. Namun ada juga media cetak yang menggolongkan artikel ke
dalam rubrik opini, bersama dengan surat pembaca dan tajuk rencana.
Dalam pengertian sehari-hari, kerap kali artikel dianggap sama dengan
opini.
Bahkan ada juga yang menyamakan dengan kolom dan esai. Sehingga
keempat kata tersebut kerap dipertukarkan. Penyamaan tersebut tidak
sepenuhnya salah, karena memang antara artikel dan opini mempunyai
beberapa kesamaan antara lain. Pertama, biasanya ditulis oleh penulis
lepas, bukan wartawan. Kedua, hanya menyangkut satu pokok permasalahan
dengan sudut pandang hanya dari satu disiplin ilmu. Ketiga, teknik yang
digunakan umumnya deduktif – induktif atau sebaliknya. Bisa juga
menggunakan metode tesis-antitesis, maupun metode 5W 1 H laiknya membuat
berita. Keempat, artikel dan opini yang dimuat di surat kabar biasanya
panjang tulisannya berkisar antara 4 – 6 halaman A4 spasi ganda. Kecuali
artikel yang dimuat di jurnal (ilmiah), bisanya 10 – 20 halaman A4
spasi ganda.
Namun demikian ada juga perbedaan antara opini dengan artikel. Dalam
opini, pendapat pribadi penulis (bukan analisis) lebih diutamakan.
Sehingga paparannya lebih subyektif. Sedangkan dalam artikel, pendapat
pribadi si penulis biasanya dikemukakan dalam bentuk data dan fakta
tandingan yang berbeda dengan data dan fakta yang menjadi bahan tulisan.
Data dan fakta merupakan materi yang paling penting dalam sebuah
artikel. Tanpa data dan fakta yang akurat, artikel akan berubah menjadi
opini. Dengan adanya analisis serta data dan fakta tandingan tersebut,
pembaca artikel diharapkan dapat mengambil kesimpulan sendiri. Suatu
artikel terkadang juga menawarkan alternatif pemecahan masalah.
Kalau kamu belum bisa membedakan dengan jelas, jangan terlalu bingung
dengan masalah penggolongan artikel maupun opini. Jangan buang waktu
dengan memikirkan definisi dan teori menulis. Segeralah saja menulis.
Tuangkan gagasan gagasanmu, kemudian kirimkan ke media cetak. Biarkan
saja media cetak yang menentukan gagasan itu akan digolongkan sebagai
artikel ataukah opini.
Tajuk rencana (editorial)
Tajuk rencana (editorial) adalah opini berisi pendapat dan sikap resmi
suatu media sebagai institusi penerbitan terhadap persoalan aktual,
fenomenal, atau kontroversial yang berkembang di masyarakat. Opini yang
ditulis pihak redaksi diasumsikan mewakili redaksi sekaligus
mencerminkan pendapat dan sikap resmi media yang bersangkutan.
Tajuk rencana mempunyai sifat :
1. Krusial dan ditulis secara berkala, tergantung dari jenis terbitan
medianya bisa harian (daily), atau mingguan (weekly), atau dua mingguan
(biweekly) dan bulanan (monthly).
2. Isinya menyikapi situasi yang berkembang di masyarakat luas baik itu
aspek sosial, politik, ekonomi, kebudayaan, hukum, pemerintahan, atau
olah raga bahkan entertainment, tergantung jenis liputan medianya.
3. Memiliki karakter atu konsistensi yang teratur, kepada para
pembacanya terkait sikap dari media massa yang menulis tajuk rencana.
4. Terkait erat dengan policy media atau kebijakan media yang
bersangkutan. Karena setiap media mempunyai perbedaan iklim tumbuh dan
berkembang dalam kepentingan yang beragam, yang menaungi media tersebut.
Karena merupakan suara lembaga maka tajuk rencana tidak ditulis
dengan mencantumkan nama penulisnya, seperti halnya menulis berita atau
features. Idealnya tajuk rencana adalah pekerjaan, dan hasil dari
pemikiran kolektif dari segenap awak media. Jadi proses sebelum
penulisan tajuk rencana, terlebih dahulu diadakan rapat redaksi yang
dihadiri oleh pemimpin redaksi, redaktur pelaksana serta segenap jajaran
redaktur yang berkompeten, untuk menentukan sikap bersama terhadap
suatu permasalahan krusial yang sedang berkembang di masyarakat atau
dalam kebijakan pemerintahan.
Maka setelah tercapai pokok- pokok pikiran, dituangkanlah dalam sikap
yang kemudian dirangkum oleh awak redaksi yang telah ditunjuk dalam
rapat. Dalam Koran harian bisanya tajuk rencana ditulis secara
bergantian, namun semangat isinya tetap mecerminkan suara bersama setiap
jajaran redakturnya. Dalam proses ini reporter amat jarang dilibatkan,
karena dinilai dari segi pengalaman serta tanggung jawabnya yang
terbatas.
Karakter dan kepribadian pers terdapat sekaligus tercermin dalam
tajuk rencana. Tajuk rencana juga mencerminkan dari golongan pers mana
media tersebut berasal. Tajuk rencana pers papan atas (middle-high
media) atau pers yang berkualitas misalnya memiliki ciri di antaranya :
1. Hati-hati
2. Normatif
3. Cenderung konservatif
4. Sedapat mungkin menghindari pendekatan kritis yang tajam
5. Pertimbangan aspek politis lebih besar dari aspek sosiologis.
Namun tajuk rencana dari golongan pers papan tengah ke bawah
(middle-low media) berlaku sebaliknya. Ciri tajuk rencana pers papan
tengah adalah :
1. Lebih berani
2. Atraktif
3. Progresif
4. Tidak canggung untuk memilih pendekatan kritis yang bersifat tajam dan “tembak langsung”
5. Lebih memilih pendekatan sosiologis daripada pendekatan politis
Perbedaan yang cukup tajam ini karena perusahaan pers papan atas
biasanya memiliki kepentingan yang jauh lebih kompleks daripada pers
papan tengah ke bawah. Kepentingan yang sifatnya jauh lebih kompleks
itulah yang mendorong pers papan atas untuk lebih akomodatif dan
konservatif, baik itu dalam kebijakan pemberitaan, serta pernyataan
pendapat dan sikap resmi dalam tajuk rencana yang dibuatnya. Itulah
konsekuensi logis pers modern sebagai industri padat modal sekaligus
padat karya. Kecenderungan perbedaan yang dimiliki oleh pers baik papan
atas maupun papan bawah ini juga berlaku universal hampir di semua
negara, yang memiliki latar belakang ideologi serta kepentingan yang
berbeda-beda.
0 Comments